Jumat, 14 Januari 2011

LUKAKU MENCINTAIMU SAHABATKU

LUKAKU MENCINTAIMU SAHABATKU

Hujan rintik jatuh membasahi bumi . Bunyi guntur sedikit menambah seram sore itu . Angin yang berhembus membasahi sedikit baju seragamku yang saat itu duduk termenung disamping sahabatku Nuri. Nuri hanya memandangku dan tak jarang menitihkan air mata . Dia hanya diam tak berkata sepatah kata pun , sesekali gelegar guntur memecah suasana haru itu . Ku peluk Nuri , keluarlah kata yang diucapkan “Jaya” . Angin hujan yang berputar-putar membuat Nuri bingung harus bercerita dari mana . Sesak hembusan nafas Nuri mulai teratur , cerita pun terangkai . Begini ceritanya ...
Pagi itu , mungkin adalah pagi yang paling naas bagi Nuri . Jaya sahabat Nuri dengan senyum khasnya datang dengan gembira menghampiri Nuri . Dia berjalan berjalan sambil menenteng tasnya dengan gagah , seakan-akan dia tak sabar untuk menceritakan semua uneg-unegnya kepada Nuri . Nuri hanya duduk manis di gazebo sekolah sambil memandang sahabatnya menuju ke arahnya . Jaya duduk disamping Nuri , menatap mata Nuri dengan tajam dan dia melantunkan sebait lagu dari Jason Mraz “ Lucky i’m in love with my best friend “ . Didengung-dengungkannya lagu itu oleh Jaya dihadapan Nuri . Nuri semakin menimbun tanda tanya yang besar tentang apa yang terjadi kepada Jaya ? dan akhirnya Jaya pun bercerita bahwa dia lagi jatuh cinta dengan gadis yang bernama Sita . Jaya bercerita dengan semangatnya , memuji-muji Sita , menyanjung-nyanjung Sita , mendeskripsikan Sita seolah-olah dia bagai bidadari turun dari kayangan . Jaya benar-benar tergila-gila padanya . Nuri yang hanya diam mendengarkan ceritanya sedari tadi hanya bisa tersenyum melihat sahabatnya lagi kasmaran . Entah itu tersenyum menahan luka ataukah senyum bahagia .
‘ring ring’ bel masuk sudah berbunyi . Cerita panjang tentang Sita pun berakhir . Jaya dan nuri memasuki ruang kelas mereka masing-masing . Jaya memasuki kelasnya dengan senang hati sedangkan Nuri memasuki kelasnya dengan senyum yang disertai setetes air yang mengambang di pelupuk matanya . Nuri yang dulu dikenal selalu ceria , selalu menghibur temannya , Nuri yang selalu memberikan solusi-solusi tokcer kini sudah berubah . Senyum dan tawa yang memekakkan kuping dari Nuri kini telah sirna . Semua merasa kehilangan sosok Nuri yang sebenarnya , semenjak Jaya bercerita tentang gadis idamannya . Nuri kini lebih murung dan lebih suka menyendiri . Nuri tak mampu menjadi dirinya sendiri . Dia kehilangan jati dirinya sendiri .
Keesokan harinya , di tempat yang sama dan di waktu yang sama , Jaya bercerita lagi tentang Sita kepada Nuri . Kini Jaya sudah selangkah lebih dekat dengan Sita . Jaya sudah lebih sering berbicara dengan Sita .
“ Nur , tapi aku takut , aku takut nanti cintaku bertepuk sebelah tangan , aku takut dia akan menggantungkan perasaaanku , mempermainkan perasaanku , yang hanya bisa menarik dan mengulur hatiku tanpa kepastian yang pasti , aku tak ingin hal itu terulang lagi nur , aku tak ingin, hatiku terluka untuk ke sekian kali “ ucap Jaya sambil merunduk mengingat masa lalunya yang pernah terluka oleh gadis yang sangat dia cintai dan sangat diperjuangkan .
Nuri hanya menyungging senyum dan perlahan menyentuh bahu kanan Jaya yang sedang tertunduk pilu , terucap kata-kata dari bibir Nuri yang tadinya selalu terpaku diam ,” Jaya , berjuanglah , tetaplah berjuang untuk mendapatkan Sita , antara dia menerima hatimu atau tidak , pasrahkan , yang penting sudah ada niat tulus untuk mencintainya , aku disini sebgai sahabatmu (dengan desah yang amat berat) selalu mendukungmu , selama kamu di jalan yang benar, bangkitlah Jaya , jemput bidadari mu itu .”
Mata Jaya yang tadinya putus dari harapan , kini kembali berbinar . Semangat Jaya semakin berapi-api . Seperti bunga yang baru saja bermekaran , sumringah tampak di wajahnya . Optimisme untuk memenangkan hati Sita sudah tumbuh dengan pesat . Bel masuk yang berbunyi pun serasa berbunyi tiga kali lipat dari biasanya yang mengiringi langkah kaki Jaya yang berjuang ’45 dan mengiringi pula peluh air mata yang bercucur di mata Nuri .
Semakin hari semakin pesat kemajuan Jaya mendekati Nuri . Mereka sudah mulai sms-an , telfon-telfon nan, bahkan waktu untuk berdua pun semakin banyak mereka habiskan bersama . Sinyal-sinyal positif pun tampak dari Sita .
Beberapa hari pun telah terlewati dengan cepat , seperti jarum detik yang berputar di jam dipercepat lima kali . Hati Jaya sudah senang tidak karuan , melihat Sita yang memberi lampu hijau itu . Kini tiap hari , tiap pagi tiada hari tanpa melihat Jaya dan Sita duduk berdua di depan kelas . Dunia serasa hanya milik mereka berdua , bunga-bunga seolah-olah bertebaran di sekitarnya , wewangian semerbak menambah suasana romantis , burung-burung yang berkicau , cuaca sejuk di pagi hari membuat serasa hidup mereka sempurna . Kini hanya menemui Nuri yang duduk di gazebo sendiri tanpa kehadiran dan curhat dari Jaya , karena Jaya sudah beralih ke Sita , cewek yang bener-bener dia cinta . Nuri tiap pagi hanya memandang Jaya bersama Sita dari jauh , menahan rasa yang tak karuan jadinya . Nuri hanya merasa seperti habis manis sepah dibuang , Jaya hanya bercerita kepada Nuri saat dia susah dan sedih , namun tatkala dia dibumbung kebahagiaan dia lupa akan siapa yang menguatkannya saat dia rapuh , saat dia lemah . Ya , Jaya melupakan Nuri yang selama ini mendukung dia, memberi semangat saat dia jatuh dan rapuh . Bukan teman yang baik memang ketika tahu ternyata sahabat yang dianggapnya baik selama ini hanya baik ketika dia membutuhkannya , dan bukanlah sahabat yang baik pula jika melihat sahabatnya melakukan kesalahan dan tidak dibenarkannya di jalan yang benar . Memang susah dimengerti kata-kata ini .
Tidak ambil pusing . Nuri bangkit dari keterpurukannya . Hal inilah yang jarang dimiliki sembarang orang, sifat langka yanng ditemui , semangat untuk bangkit sendiri tanpa dibantu orang lain . Dalam hati kecil Nuri berkata , “ Nuri yang malang , kamu harus bangkit , tidaklah bagus selalu meratapi nasib mu ini , kamu sahabatnya Jaya dan kamu adalah sahabat yang baik , ingatkan Jaya Nuri , ingatkan , Jaya lagi ada di jalan yang salah , kamu harus ingatkan Jaya , untuk menjadi sahabat yang baik harus berbagi dalam duka dan suka , tidak hanya duka saja yang harus dibagi , tetapi sahabat juga ingin merasakan kebahagiaan sahabatnya.” ‘wushhh’ angin berhembus menerpa tubuh Nuri , membangkitkan segalanya . Ternyata alamlah yang membuat Nuri masih tetap berdiri tegar , yang menguatkan Nuri di segala kondisi sampai saat dia rapuh sekalipun .
Ya , suara bisikan dari hati kecil Nuri menyulut semangat yang membara . Seperti api kecil yang membakar tumpukan kayu-kayu kering . Nuri berdiri dari duduknya , dan menghampiri Jaya yang lagi bersenda gurau dengan Sita . Ditariknya tangan Jaya dari genggaman Sita , mata Nuri yang mengambang air mata tak tertahankan lagi , berjatuhan serempak dengan ucapnya yang terbata-bata, “ ja – ya , aku ini sahabatmu , jangan anggap aku seperti habis manis sepah di buang , jika kamu masih mengaanggap aku sahabatmu , camkan perkataanku ini baik-baik , terima kasih .” Seraya Nuri meninggalkan Jaya dengan rasa kecewa yang tidak karuan , baru kali ini dia tampak rapuh di depan Jaya . Biasanya Nuri tampak tegar meskipun menghadapi masalah seberat apapun .
Jaya yang saat itu bingung apa yang harus dia lakukan . Satu sisi dia masih dinanti oleh Sita pujaan hatinya , satu sisi dia tidak ingin kehilangan sahabat terbaiknya . Saat itu pula dia masih syok mendengar perkataan Nuri yang baru saja dilontarkan . Tidak pernah Jaya menyangka bahwa Nuri mampu semarah dan serapuh itu . Jaya yang buta akan cinta seakan dibukakan mata batinnya . Dia hanya tertunduk lemas , dia baru sadar ternyata dia selama ini melakukan kesalahan dan hal itu melukai hati Nuri .
Keesokan harinya , Nuri seperti biasanya hanya duduk di gazebo sekolah dan menanti akan perubahan pada diri Jaya . Dan penantiannya pun tidak sia-sia , Jaya tampak datang menghampiri Nuri . Kini senyum Nuri tampak kembali , seperti rasa kangen yang bertahun-tahun tidak jumpa kini telah terobati , seperti panas setahun dihapus oleh hujan sehari. Sekonyong – konyong Jaya berlutut di hadapan Nuri dan berkata , “ Kamu adalah wanita yang ku cari selama ini , bagai bunga mawar yang bermekaran , itulah hatiku padamu , serasa dunia ini milikku saat kau di dekatku , maukah kamu bidadariku mendampingiku hingga waktu menjemputku ? Kau yang terindah dan tak kan pernah berubah.”
Nuri tercengang melihat Jaya mengucapkan kata-kata itu padanya , seperti kejatuhan durian . Dia sangat senang tak mengira bahwa Jaya kini sadar siapa yang benar-benar sayang dia dan mencintainya apa adanya . Belum sempat Nuri berkata , Jaya langsung berdiri dan berkata , “ bagaimana Nur kata-kata ku tadi ? Bagus tidak ? aku hari ini ingin menyatakan cintaku pada Sita , sudah cukup acara PeDeKaTe nya , kini aku ingin sungguh-sungguh dengannya , oh iya yang kemarin maafin aku ya Nur , aku memang salah tak menghiraukan mu maafin aku ya dan untuk Sita . . ..”
Belum sempat Jaya melanjutkan pembicaraannya , Nuri menyela , “ ehm , iya Jaya gak apa-apa kok , sukur deh , kamu sadar , GoodLuck ya untuk penembakannya nanti, aku ada PR , aku ke kelas dulu ya .” Sambil menepuk punggung Jaya , Nuri membisikkan sesuatu kepda Jaya ,” aktingmu bagus tadi.” Nuri segera meninggalkan gazebo dan segera kabur menuju kelas sambil menutupi wajahnya . Tampak tetesan air mata berjatuhan membasahi bumi .
Tak mampu membayangkan betapa hancurnya hati Nuri , seperti serpihan kaca yang hancur berkeping-keping dan tak mampu terobati lagi , seperti luka mengelupas yang dilumuri air garam dan jeruk nipis , seperti trauma yang tak kan terlupakan . Nuri benar-benar jatuh , bagaimana tidak mimpi yang dia harapkan ternyata hanya akting belaka . Sejadi-jadinya Nuri menangis dan tak henti . Pelajaran apapun sudah tak mampu dia terima . Memang benar LOVE is BLIND , dan ‘blaen’ memang . Kata orang Jawa ‘blaen’ adalah celaka . Cinta menghancurkan segalanya .
Di tulisnya di sebuah kertas oleh Nuri , “ wake me up from this weakness !! i can’t face the truth !! i don’t know what should i do !! Help me please !! “ berkali – kali tulisan itu ditulisnya . Di buku paket pelajaran maupun di buku tulisnya , di bangku kelasnya . Nuri benar-benar tak sanggup mengatasinya sendiri . Sudah terbiasa memang dia mampu menyelsaikan masalahnya sendiri , namun kali ini dia tidak . Dia tidak bisa , dia butuh bantuan orang lain untuk membantunya , untuk membangunkannya dari masalah yang menimpanya ini .
Saat di luar kelas tampak sorak-sorai gembira teman-teman yang merayakan akan diterimanya rasa cinta Jaya terhadap Sita , Nuri hanya di dalam kelas dan tak ingin sedikitpun tahu bagaimana kabar Jaya . Sita menunggu jam pelajaran berakhir dan menunggu hingga benar-benar sepi tak ada lagi penghuni di sekolah itu , dia baru keluar kelas .
Kembali hujan rintik-rintik membasahi bumi , dan tak jarang bunyi guntur terdengar , baju ku yang saat itu mulai sedikit basah mengiringi cerita Nuri yang hampir kelar . Aku yang saat itu trenyuh mendengar ceritanya tiba-tiba menjadi mahluk yang amat suci dan saat ku melepas pelukan Nuri aku berkata , seraya menggenggam tangan Nuri , terlontar ucapan ku , “Cinta tak harus memiliki Nuri , jika kau benar- benar mencintai dan menyayanginya kamu akan ikut bahagia ketika dia bisa tersenyum , aku tidak ingin memanggilmu pengkhianat Nuri , jika seandainya kamu ditembak sama Jaya , apakah kamu menerimanya ? ( Nuri menggeleng) . Aku tahu kamu tidak ingin merusak persahabatan ini kan . Maka , apa salahnya jika dia mencintai orang lain dan ingin memiliknya . Apakah kamu tidak membayangkan bagaimana hancurnya perasaannya , jika seandainya dia mencintaimu dan kamu menolaknya ? Kamu harus bangun Nuri , bangun , biarkan dia bahagia dengan pilihannya . Kamu adalah sahabat terbaiknya , dan tak selayaknya kamu bertingkah seperti ini di hari bahagianya . Satu – satunya cara agar kamu lega adalah dia harus tau bagaimana perasaanmu sebenarnya . . “
“ tidakkkkkkkk ! aku tidak mau dia tahu bagimana perasaanku sebenarnya ke Jaya.” Potong Nuri dengan sesak tangis .
“ baiklah , kalau gitu , ikhlaskan dia , relakan dia untuk sementara waktu , biarkan dia bahagia dengan pilihan hatinya sendiri . Aku yakin suatu saat dia akan sadar bahwa selama ini yang benar-benar mengerti dan menyayangi dia adalah dirimu seorang.” Senyumku indah kepada Nuri sambil mengusap air mata di pelupuk matanya .
“ Yakinlah pada perasaanmu Nuri , jangan memaksa untuk melupakan Jaya , itu sama dengan membunuh diri sendiri , biarkan semua mengalir dan pasti akan indah pada waktunya .” ucapku tegas .
Seolah-olah alam mendukungku . Hujan dan guntur kini mulai reda . Tampak sinar matahari terang dan muncul pelangi dari ufuk barat . Bunga-bunga tampak segar bermekaran sehabis diguyur hujan . Dan tampak bunga Sakura yang terlambat mekar . Aku mengangkat dahu Nuri dan menunjuk bunga sakura yang terlambat mekar itu ,
“Nur , kamu lihat bunga itu ? dia jelek dan terlambat bermekaran pula , namun suatu saat dia akan mekar dan paling indah diantara yang lainnya karena yang lain sudah berguguran . Kamu akan indah pada waktunya , dan mendapat hak terbaik yang kamu inginkan . Dan tetaplah menjadi Nuri yang dulu , Nuri yang selalu tersenyum senang dan memberi ide-ide cemerlang .” jelasku panjang lebar .
Nuri yang tadinya hanya tampak murung dan diam mendengar perkataanku kini mulai tersenyum . Senyum itu tampak lagi di raut wajah Nuri , “ terima kasih teman , ternyata selama ini kamu begitu mengerti aku , kau bangkitkan semangatku . Kini aku akan menjadi Nuri seperti biasanya , yang selalu tertawa terbahak-bahak dan ceria , terima kasih , terima kasih , aku tidak tahu apa jadinya aku tanpa dirimu .”
Senyum kami berdua tampak bahgia , hujan berganti terang , awan gelap berganti pelangi . Semua tampak indah dan segar , rumput dan bunga yang baru saja dibasahi oleh hujan . Segera kami mengambil sepeda kami dan pulang dengan tawa yang terngiang-ngiang di seantero dunia .


HIDUP INI INDAH JIKA MAMPU MENJALANI BERSAMA DAN BIARKAN SEMUANYA MENGALIR SEPERTI AIR . TAKE IT EASY , JUST BE YOUR SELF AND KEEP SMILING COZ LIFE MUST GO ON 


Inspired by my best friend story. .

Oleh :
IZZAH FAIDAH (17)
XII – IA3
SMAN 1 BANGIL

0 komentar:

Posting Komentar