Rabu, 21 April 2010

Benarkah Fir’aun Seorang Muslim? (Bagian 2)

Terkabulnya Doa Nabi Musa Tatkala Beliau Berdoa Kepada Allah Agar Mengunci Mati Hati Firaun

Allah Ta’ala mengisahkan tentang Nabi Musa ‘alaihissalam ketika beliau berdoa, “Ya Rabb, Engkau telah mberikan kepada Fir’aun dan para pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia. Ya Tuhan kami, (akibatnya) mereka menyesatkan manusia dari jalan-Mu. Ya Allah, binasakanlah harta mereka dan kuncilah hati mereka, sehingga mereka tidak beriman sampai mereka melihat adzab yang pedih.” (Qs. Yunus: 88) Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabulkan doa Nabi Musa tersebut dengan kelanjutan firmanNya, “Sungguh telah diperkenankan permohonan kamu berdua.” (Qs. Yunus: 89) Kedua ayat ini menceritakan bahwa Nabi Musa memohon kepada Allah Ta’ala agar mengunci hati Fir’aun dan tidak menjadikannya sebagai golongan orang-orang beriman sementara itu Nabi Harun mengaminkannya, sehingga apa yang mereka berdua inginkan, dikabulkan Allah Ta’ala, jadilah Fir’aun sebagai orang kafir hingga kematian menjemputnya.

Tidak Diterimanya Taubat Orang Kafir yang Mati dengan Kekafirannya

Allah Ta’ala berfirman,

“Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan : “Sesungguhnya saya bertaubat sekarang”. Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah kami sediakan siksa yang pedih.” (Qs. An Nisa: 18)

Dalam ayat ini Allah Ta’ala menegaskan bahwasanya Dia tidak akan menerima taubat orang kafir yang mati dengan membawa kekafirannya, sekalipun dirinya menyatakan beriman ketika melihat ajal sehingga keimanannya itu tidaklah memberikan manfaat sedikitpun bagi dirinya.

Fir’aun Telah Mendustakan Para Rasul

Allah Ta’ala berfirman, “Sebelum mereka telah mendustakan (pula) kaum Nuh dan penduduk Rass dan Tsamud Dan kaum Aad, kaum Fir’aun dan kaum Luth dan penduduk Aikah serta kaum Tubba’ semuanya telah mendustakan rasul-rasul. Maka sudah semestinyalah mereka mendapat hukuman yang sudah diancamkan.” (Qs. Shad: 12-14)

Dalam ayat ini Allah Ta’ala mengabarkan bahwasanya semua kaum yang diceritakan dalam ayat tersebut telah mendustakan para rasul. Bahkan kekafiran mereka melebihi kekafiran orang-orang Yahudi dan Nasrani yang hanya mengingkari sebagian dan beriman pada sebagian lainnya, sementara Fir’aun dan kuamnya telah mendustakan semua ajaran yang dibawa para rasul, sehingga tidak diragukan lagi kekafiran mereka lebih besar. Barangsiapa yang mendustkan rasul maka dia telah kafir, barangsiapa yang tidak membenarkan rasul maka dia telah kafir. Karena setiap orang yang mendustakan rasul berarti telah kafir dan tidak setiap orang kafir itu mendustakan rasul karena terkadang seseorang itu ragu-ragu terhadap risalah yang rasul bawa atau dia mengetahui kebenaran risalah tersebut namun karena hasad, sombong atau mengikuti hawa nafsunya akhirnya ia memilih untuk mengingkarinya.

Fir’aun Mengaku Sebagai Tuhan yang Disembah

Allah Ta’ala berfirman, “Dan Fir’aun berkata, ‘Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku. Maka bakarkanlah tanah liat untukku wahai Haman (untuk membuat batu bata), kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta.” (Qs. Qashas: 38) Di ayat lain berbunyi, “Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya (seraya) berkata:”Akulah Tuhanmu yang paling tinggi”. Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya).” (Qs. An Nazi’at: 23-26)

Juga firman Allah Ta’ala, “Fir’aun berkata, ‘Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar-benar aku akan menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan.’” (Qs. As Syuaraa: 29) Fir’aun mengaku dirinya yang berhak disembah ini adalah kekafiran yang sangat nyata kepada Allah, Rabb semesta alam.

Fir’aun Menggelari Utusan Allah dengan Penyihir dan Orang Gila

Allah Ta’ala berfirman, “Dan Sesungguhnya telah kami utus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami dan keterangan yang nyata kepada Fir’aun, Haman dan Qarun; Maka mereka berkata: “(Ia) adalah seorang ahli sihir yang pendusta”.Maka tatkala Musa datang kepada mereka membawa kebenaran dari sisi kami mereka berkata: “Bunuhlah anak-anak orang-orang yang beriman bersama dengan dia dan biarkanlah hidup wanita-wanita mereka”. dan tipu daya orang-orang kafir itu tak lain hanyalah sia-sia (belaka).

Dan Berkata Fir’aun (kepada pembesar-pembesarnya): “Biarkanlah aku membunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada Tuhannya, Karena Sesungguhnya Aku khawatir dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi.” (Qs. Ghafir: 23-26)

Firman Allah Ta’ala, “Fir’aun berkata, “Sesungguhnya Rasulmu yang diutus kepada kamu sekalian benar-benar orang gila.” (Qs. As Syuaraa: 27)

Tidaklah perbuatan diatas dilakukan kecuali oleh orang yang sangat benci kepada utusan Allah dan besarnya kekafirannya kepada satu-satunya Dzat yang berhak disembah.

0 komentar:

Posting Komentar